Songkran yang Makin Mendunia

Dalam sebuah sorotan media, terpampanglah anak lelaki kecil duduk di sebelah laki-laki paruh baya. 

Keduanya menaiki motor roda tiga, dan si anak duduk di bagian samping. Si anak itu matanya terkatup karena menahan air yang meluncur deras ke wajahnya. Namun senyum merekah memekar dari kedua bibirnya. 

Festival Songkran di Thailand (Sumber: pixabay)

Air itu muncrat dari pistol mainan yang ditembakkan oleh anak-anak sebayanya yang naik di bak belakang mobil yang berusaha menyalip motor yang ditumpangi anak lelaki itu dari sebelah kiri. Tampak keceriaan dari kedua pihak anak yang disemprot dan yang menyemprot air itu.

Baca juga: Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Hari-hari itu di mana-mana air. Saling semprot dan saling siram air terjadi di seantero negeri. Ya, Festival Songkran telah datang di Thailand. Festival air yang rutin diselenggarakan setiap tahun tepatnya pada tanggal 13 hingga 15 April. Itu artinya baru satu pekan lewat festival Songkran tahun 2025 ini.

Setiap perayaan yang dihiasi perang air itu selalu meriah dari tahun ke tahun. Perayaan Songkran makin menjadi meriah dan mendunia setelah dideklarasikan oleh UNESCO sebagai warisan dunia tak benda (Intangible Cultural Heritage of Humanity) tahun 2023 lalu. Tahun 2024 setahun lalu, pemerintah Thailand mencanangkan perayaan Songkran dengan istilah yang cukup mentereng, Maha Songkran World Water Festival. 

Seorang mahasiswa Chulalongkorn University, Shiyuan Huang, menulis tesis berjudul The Development of the Songkran Festival in Thailand: Balancing Tradition, Tourism, and Cultural Identity (2024),  yang menyibak tentang festival Songkran sebagai bagian dari kebijakan pemerintah Thailand untuk menarik wisatawan dari luar negeri. Usaha itu tampaknya tak sia-sia. Turis mancanegara berdatangan pada saat perayaan Songkran yang merupakan pesta tahun baru penanggalan domestik Thailand.

Baca juga: Terkesima Kemajemukan di Stesen Bas Nilai

Menurut penelusuran sejarah yang ada, festival Songkran merupakan kombinasi dari ritual pertanian lokal, tradisi India dan pengaruh Agama Buddha aliran Theravada. Perayaan semakin besar dan ramai di kota dengan dimeriahkan perang air, pembuatan kuil dari pasir, pentas musik dan sebagainya.

Pada tahun 2022, pemerintah Thailand menggerakkan program pariwisata dengan apa yang disebut 5 Soft power strategis sebagai langkah budaya untuk menarik wisatawan mancanegara, yakni meliputi food, film, fashion, fighting dan festival. Songkran sebagai bagian dari strategi budaya dalam bentuk festival. Tercatat, sejumlah 460 ribu turis mancanegara berkunjung ke Thailand pada saat perayaan festival Songkran tahun 2024 lalu.

Melipirnews 

Komentar

Halaman

Popular Posts

Melipir Mewarnai Gerabah di Museum Benteng Vredeburg

Rudy Chen Kenalkan Kemakmuran Muslim Shadian di Tiongkok

Open House Saat Hari Raya di Merauke Perkuat Persatuan Bumi Anim Ha

Perpaduan Ibadah, Pasar dan Donasi Membentang di Masjid Jogokaryan

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Survai: Hak Publik Dapatkan Berita Akurat Terancam Jika Intimidasi Jurnalis Terus Terjadi

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Sekolah Rakyat Diperuntukkan Bagi Kaum Miskin

Surabaya Bergerak: Suara Perempuan dan Kelompok Rentan Bergema di Peringatan Hari Perempuan Internasional

Advertisements

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

Kontes Debat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Bertaruh Cuan di Tengah Kemacetan Jalan Raya Sawangan

Kasih Bunda Tak Terkira; Ber-Solo Touring Demi Tengok Anaknya

Advertisement

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.