Mungkin seperti pendapat banyak orang, masjid ini tergolong unik
Subuh pagi itu hari Minggu, 6 April 2025. Bukan hari istimewa. Namun jama'ah subuh di masjid Jogokaryan pagi itu terbilang penuh. Lantai 2 tinggal menyisakan sedikit saf kosong dari belasan saf. Sementara lantai 1 penuh safnya hingga meluber ke halaman. Imam melafalkan ayat Alquran yang lumayan panjang, menambah kesyahduan jama'ah subuh. Itulah suasana jamaah salat subuh di masjid yang terkenal dengan inovasinya itu.
![]() |
Area foto di Masjid Jogokaryan (Sumber: Melipirnews) |
Selepas jamaah subuh, seorang penceramah berdiri dan kemudian menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Isi ceramahnya pagi itu agar jamaah memperhatikan anggota keluarganya. Jangan sampai ditemukan anggota keluarga yang terlantar.
Baca juga: Mukhtasar Syamsuddin Menjawab Disrupsi Teknologi Dengan Konsep Neokonfusianisme
Tersedianya fasilitas teknologi untuk kenyamanan jamaah memang bukan isapan jempol di masjid ini. Mesin pendingin udara tersedia secara sentral, layaknya di gedung pusat perbelanjaan. Jamaah bisa merasakan kenyamanan penyejuk udara itu seraya merebahkan badannya di atas karpet yang tebal dan lembut. Colokan listrik untuk menge-charge hape juga tersedia di banyak titik. Di dinding depan, terpampang siaran langsung suasana Masjidil haram yang disiarkan oleh televisi.
Tidak lama berselang, terang mulai mengganti gelap. Para penjaja makanan dan suvenir mulai sibuk menyiapkan dagangan. Pasar dadakan pun mulai bergulir. Aneka kuliner tersaji yang dapat dibeli seperti nasi gudeg, menu angkringan, kebab, bakpia dan sebagainya. Para pembeli dapat menyantap langsung kuliner itu di halaman masjid yang dialasi tikar. Harga sepiring nasi gudeg pun terbilang standar, Rp. 15 ribu. Lalu segelas teh panas di angkringan juga cukup terjangkau, Rp. 3 ribu.
![]() |
Pengunjung sedang menikmati kuliner pagi (Sumber: Melipirnews) |
Di area parkir tidak ketinggalan ramainya. Para penjaja baju dan suvenir menawarkan dagangannya kepada para pengunjung. Paling banyak dijajakan baju-baju batik. Ada saja pengunjung yang tertarik dan melakukan penawaran sebelum akhirnya membelinya.
Sebagai masjid dengan inovasi yang terbilang maju, masjid ini juga memiliki unit usaha seperti penyewaan kamar yang terletak di lantai 3. Selain itu juga tersedia suvenir dari masjid yang ditempatkan di ruang khusus. Menariknya, fasilitas kamar mandi pun dapat diakses secara bebas, tanpa ada pungutan. Terdapat petugas cleaning service dan security yang turut menjamin kebersihan dan keamanan di masjid ini.
Baca juga: Gorengan Khas Jepang dan Impor Minyak Sawit dari Indonesia
Menariknya lagi, manajemen masjid ini juga memberi edukasi tentang pentingnya donasi. Selain barang dan jasa yang telah ditetapkan harganya, di masjid ini masih dijumpai kotak-kotak donasi. Dengan kata lain, masjid tidak memungut langsung dari jemaah, melainkan menyediakan saluran donasi yang dapat dilakukan pengunjung. Beberapa inovasi donasi seperti halnya donasi beras, donasi buku ramadhan, donasi pemulasaraan jenazah dan sebagainya.
![]() |
ATM donasi beras (sumber: Melipirnews) |
Mungkin seperti pendapat banyak orang, masjid ini tergolong unik. Kesan ramah bagi semua kalangan tak diragukan lagi. Begitupun masjid sebagai perputaran ekonomi, serta masjid terus melakukan inovasi guna memanjakan para jamaah yang banyak di antaranya adalah para musafir.
Melipirnews
Komentar
Posting Komentar