Kepemimpinan Algoritma: Siapkan Pemimpin Jawa Timur Hadapi Era Digital

Algoritma, yang awalnya dikenal dalam dunia teknologi, kini menjadi bagian kehidupan sehari-hari. 


Pada 7 Maret 2025, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur menggelar acara bertajuk Leadership Update Forum (LUF) 2025 dengan tema “Kepemimpinan Algoritma: Strategi Peningkatan Kinerja di Era Efisiensi”. Acara ini menjadi wadah strategis bagi para pemimpin, termasuk jajaran Eselon II di lingkungan Pemprov Jawa Timur, serta Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten/kota se-Jawa Timur, untuk mendalami konsep kepemimpinan berbasis data dan teknologi. Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen dan transformasi bisnis yang dikenal dengan pemikirannya yang visioner, didapuk menjadi narasumber.

Baca juga: Mobil Listrik China Ramaikan Perayaan Imlek 2025 di Dubai

Kepemimpinan di Era Algoritma: Tantangan dan Peluang
Dalam paparannya, Rhenald Kasali menjelaskan bahwa kepemimpinan algoritma adalah sebuah konsep yang tidak bisa dihindari di era digital seperti sekarang. Algoritma, yang awalnya hanya dikenal sebagai serangkaian instruksi dalam dunia teknologi, kini telah berkembang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Algoritma tidak hanya mengatur bagaimana mesin bekerja, tetapi juga memengaruhi cara manusia berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan.

“Algoritma itu seperti petunjuk dalam sebuah buku manual. Dulu, kita beli televisi atau komputer, pasti baca buku petunjuknya dulu. Sekarang, anak-anak langsung pencet-pencet tombol, dan tiba-tiba semuanya berfungsi. Itulah algoritma,” ujar Rhenald Kasali.

Namun, algoritma tidak lagi sekadar petunjuk sederhana. Dengan berkembangnya teknologi seperti machine learning dan artificial intelligence (AI), algoritma kini menjadi sumber belajar dan orang biasa semakin kelihatan pintar. Mesin tidak hanya menjalankan perintah, tetapi juga bisa memprediksi, menganalisis, dan bahkan mengambil keputusan. Ini menuntut para pemimpin untuk tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan publik.

Dunia Baru yang Dipenuhi Ketidakpastian
Rhenald Kasali juga menekankan bahwa dunia saat ini sedang menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Dari perubahan iklim, konflik geopolitik, hingga pergeseran ekonomi global, semua ini menuntut para pemimpin untuk lebih adaptif dan responsif. “Dunia kita sekarang dipenuhi ketidakpastian. Pemimpin yang dipilih masyarakat belum tentu yang terbaik, dan kebijakan yang diambil bisa berdampak luas,” ujarnya.

Ia memberikan contoh bagaimana keputusan politik di Amerika Serikat, seperti kebijakan tarif impor Donald Trump, berdampak pada ekonomi global. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan di era modern tidak hanya tentang mengambil keputusan, tetapi juga tentang memahami dampak global dari setiap kebijakan yang diambil.

Transformasi Pendidikan dan Generasi Baru
Salah satu poin penting yang disoroti oleh Rhenald Kasali adalah pentingnya transformasi pendidikan untuk menyiapkan generasi muda menghadapi era algoritma. Menurutnya, generasi muda saat ini, yang sering disebut sebagai Generasi Z atau Generasi Alpha, adalah generasi yang lahir dan besar di dunia digital. Mereka sudah terbiasa dengan teknologi, tetapi seringkali kurang dibimbing dalam menggunakannya secara bijak.

“Anak-anak muda sekarang adalah digital native. Mereka sudah terbiasa dengan AI dan algoritma, tapi seringkali mereka tidak dibimbing. Ini yang kita sebut sebagai anak yatim digital,” ujarnya.

Oleh karena itu, Rhenald Kasali menekankan pentingnya peran orang tua dan guru dalam membimbing generasi muda. Pendidikan tidak hanya tentang mengajarkan teknologi, tetapi juga tentang membangun mental toughness dan kemampuan berpikir kritis. “Kita perlu sekolah yang membuat anak-anak bergerak, tidak hanya duduk di depan layar. Misalnya, pagi-pagi mandiin kerbau atau mengolah sampah jadi kompos,” ujarnya dengan nada bercanda, namun serius.

Birokrasi 4.0: Efisiensi dan Pelayanan Publik
Dalam konteks birokrasi, Rhenald Kasali memperkenalkan konsep Birokrasi 4.0, saat teknologi dan algoritma menjadi tulang punggung dalam pengambilan keputusan dan pelayanan publik. Dengan memanfaatkan data dan AI, birokrasi bisa lebih efisien, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

“Kita bisa menggunakan algoritma untuk memprediksi banjir, mencegah kejahatan, bahkan mengelola bencana. Tapi, yang terpenting adalah bagaimana kita memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan, bukan justru merugikan masyarakat,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, meskipun teknologi bisa membantu, peran manusia tetap tidak bisa digantikan. “Mesin bisa salah, dan kita harus bisa memverifikasi. Jangan sampai kita terlalu bergantung pada AI, tapi lupa bahwa kita punya kecerdasan sendiri,” tambahnya.

Menyiapkan Pemimpin Masa Depan
Kehadiran Rhenald Kasali ini diharapkan bisa menjadi langkah awal bagi para pemimpin di Jawa Timur untuk lebih memahami dan mengadopsi konsep kepemimpinan algoritma. Dengan pemahaman yang baik tentang teknologi dan data, para pemimpin bisa mengambil keputusan yang lebih efektif dan efisien, serta siap menghadapi tantangan di era digital.

Baca juga: Hati-Hati! Driver Ojol Malaysia Bisa Meng-cancel Pesanan dan Mengenakan Denda

“Kepemimpinan algoritma bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang bagaimana kita memimpin dengan bijak di tengah perubahan yang begitu cepat. Kita harus siap menjadi pemimpin yang adaptif, inovatif, dan selalu belajar,” tutup Rhenald Kasali.

Dengan semangat ini, Leadership Update Forum 2025 menjadi momentum penting bagi Jawa Timur untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin masa depan yang siap menghadapi era algoritma dan transformasi digital.

Melipirnews/Latifah

Baca Juga

Komentar

Popular Posts

Antara Pariwisata dan Pelestarian: Dilema Borobudur dalam Perpres 101 Tahun 2024

Perjuangan Minoritas dalam Membangun Identitas Nasional di Asia Tenggara

MTI: Setelah 10 tahun Bridging, Seharusnya Ojol Hanya untuk Pengantaran Barang

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Menyelami Makna Kedaulatan Menurut Mahfud MD

Penyebab Banjir, Gubernur Dedi: Akibat Pembangunan, Pusat: Curah Hujan

Gorengan Khas Jepang dan Impor Minyak Sawit dari Indonesia

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Bagaimana Riset Interdisipliner Bisa Menjawab Tantangan Global Nan Kompleks?

Advertisements

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

Kontes Debat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Bertaruh Cuan di Tengah Kemacetan Jalan Raya Sawangan

Kasih Bunda Tak Terkira; Ber-Solo Touring Demi Tengok Anaknya

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Rangkaian Harmusindo 2024: Dorong Museum Sebagai Destinasi Wisata dan Edukasi

Advertisement

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.