Bagi generasi tua, Nokia bukan sekadar merek handphone biasa.Harus diakui banyak dari generasi ini mengenal handphone pertama kali dari produk keluaran Nokia. Peristiwa ini tidak jauh dari antara tahun 1990-an hingga tahun 2000-an. Era itu, Samsung dan IPhone belum lahir. Pesaing Nokia paling kelihatan saat itu adalah Motorola.
Sumber: https://pixabay.com/ |
Faktor yang tidak kalah penting yaitu penggunaan tagline Nokia. Connecting people. Tak pelak, kala itu tagline Nokia begitu menyihir. Tagline ini diluncurkan tahun 1992. Di balik tagline itu seperti menggugah kesadaran manusia untuk menyadari bahwa dirinya adalah makhluk sosial. Manakala ia terkoneksi dengan orang lain, dia berada pada kondisi manusia sebenarnya. Relasi sedekat itu dimungkinkan terbangun lewat sarana teknologi.
Namun bagaimana kisah Nokia selanjutnya? Gempuran dari kompetitor memang tidak main-main, hingga akhirnya Nokia dibeli oleh Microsoft tahun 2013. Melihat persaingan yang begitu ketat di dunia smartphone, Microsoft menyerah dan menjual Nokia kepada Human Mobile Devices (HMD) di tahun 2016. Konon, perusahaan yang terakhir ini diperkuat beberapa pegawai penting Nokia sebelumnya.
Di masa jayanya, pada tahun 1999, pendapatan Nokia mampu mencapai 31 miliar Euro berkat popularitas ponsel seperti Nokia 3310 dan Nokia 8210. Namun, pada tahun 2010-an Nokia kehilangan pangsa pasar yang signifikan karena Apple dan Samsung, dan pasar ponsel pintar lainnya yang sedang berkembang.
Di awal tahun 2024 lalu, informasi dari HMD menunjukkan bahwa perusahaan yang memegang lisensi Nokia ini akan beralih ke tahap baru dalam perkembangannya dan meninggalkan merek Nokia. Perusahaan yang kini dikuasai pendiri Foxconn, Terry Gou, yang berbasis di Taiwan ini berencana memperkenalkan smartphone baru dengan merek HMD sendiri. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan tersebut masih menawarkan smartphone, ponsel, dan tablet bermerek Nokia, namun menyetop pengiriman ke Eropa.
Saat ini, tidak ada situs resmi HMD Eropa yang menawarkan perangkat bermerek Nokia. Pada saat yang sama, perangkat Nokia masih hadir di pameran HMD di Asia, Afrika dan Timur Tengah, Australia dan Selandia Baru, serta Amerika Latin. Dapat diasumsikan bahwa ketersediaan perangkat seluler Nokia di wilayah tersebut juga akan segera terhenti.
Situs web HMD pun telah mengalami perubahan. Dalam tampilan barunya, lebih sedikit menampilkan branding Nokia. Pada tanggal 16 Agustus 2024, sebuah pengumuman dibuat di akun media sosial Nokia di Tiongkok yang menyatakan bahwa HMD Global, bukan “Nokia”, akan diluncurkan secara resmi di Tiongkok.
Ketika masih bersama Microsoft, fokus Nokia pada pengembangan sistem Windows Phone. Akan tetapi, di bawah kepemilikan HMD, Nokia beralih untuk sepenuhnya memanfaatkan ekosistem Android. Kini, HMD beralih ke mereknya sendiri. Fakta menariknya, akun media sosial “HMD Global” telah diaktifkan, dan sebaliknya akun ponsel Nokia telah dinonaktifkan, menandakan berakhirnya smartphone Nokia.
Padahal, perjanjian lisensi merek antara HMD dan Nokia sebenarnya masih akan berakhir pada tahun 2026 mendatang. Setelah itu, HMD akan menghentikan produksi Nokia dan berkonsentrasi mengembangkan mereknya sendiri. Mereka sudah memperkenalkan ponsel bermerek HMD di Mobile World Congress. Masuknya HMD ke Tiongkok menunjukkan bahwa produk masa depan yang dirilis di negara tersebut akan mengusung logo HMD, bukan logo Nokia.
Nokia juga tidak saja kalah bersaing dengan kompetitornya. Mereka juga terjerat perselisihan hukum. Nokia menjadi bahan pemberitaan tentang perselisihan hukum dengan Oppo, mengenai lisensi paten teknologi 5G Nokia, yang untuk sementara menyebabkan larangan Oppo menjual perangkatnya di Eropa. Namun larangan tersebut belakangan kemudian dicabut.
Kini, Nokia benar-benar hampir menuju tertulis dalam sejarah teknologi di bidang IT.
MN, dari berbagai sumber
Komentar
Posting Komentar