Elkan Baggott dan Bayangan Joel Matip-nya Timnas Indonesia

Menjelang pengumuman pemain yang dipanggil pelatih Shin Tae-yong untuk menjalani pemusatan latihan di Bali sebagai rangkaian persiapan piala ASEAN 2024 belum lama ini, nama Elkan Baggott kembali mencuat. Banyak yang ingin ia tampil kembali bersama timnas Indonesia. Namanya saat ini menghilang dalam percaturan babak kualifikasi pra piala dunia 2026 hingga saat ini Indonesia menduduki ranking 3 klasemen sementara grup C. 

Elkan Baggott

Hubungan Elkan dan PSSI terakhir pada saat dirinya menolak panggilan timnas jelang melawan Guinea pada penentuan pra olimpiade pada 9 Mei 2024. Padahal dirinya rekrutan awal pelatih Shin Tae-yong. Terbaru, ketua PSSI Erick Tohir pun ketika ditanya wartawan menyerahkan sepenuhnya keputusan pemanggilan pemain kelahiran 22 Oktober 2002 yang memiliki darah Indonesia dari ibunya itu kepada pelatih.

Pelatih Sin Tae-yong dalam sebuah wawancara dengan Arya Sinulingga, exco PSSI mengatakan keputusan tidak memanggil Elkan Baggott disebabkan masalah yang tergolong sensitif. Menurutnya, hanya pemain yang seharusnya menjelaskan persoalan sensitif tersebut.

Kontes Debat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Di usia yang sedang panas-panasnya, publik tak berlebihan menerka, akan seperti apa masa depan Elkan Baggott dalam timnas PSSI mendatang. Namanya bersinar bersama Ipswich Town ketika memutuskan untuk membela timnas Indonesia. Namun, sejak tahun 2021 pemain ini lebih sering dipinjamkan ke klub-klub lain ketimbang bermain untuk klubnya sendiri. Pada musim 2024/2025 ini, setelah Ipswich Town berhasil naik ke Premier League, Elkan kembali dipinjamkan klubnya ke klub liga 2, Blackpool. Di klub peminjaman ini, Elkan sempat bermain di liga dan juga di Piala FA.

Joel Matip, sama-sama pemain belakang seperti Elkan, juga masih sangat muda ketika memutuskan membela negara ayahnya, Kamerun. Lahir di Bochum Jerman, lalu bermain untuk klub Shalke. Debut pertamanya membela Kamerun, di usia 18 tahun, saat Kamerun melawan Italia pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Ia hanya bermain sekali pada gelaran piala dunia itu, saat kalah 0-1 dari Jepang di babak penyisihan grup. Kamerun sendiri gagal lolos ke fase selanjutnya dan tidak mendapatkan 1 poin pun di Piala Dunia 2010.

Di Piala Dunia 2014 di Brazil, Matip kembali tampil. Namun Kamerun mengalami nasib yang persis sama di Afsel. Hanya peringkat terbawah di babak penyisihan. Matip sempat membuat gol ketika Kamerun dikalahkan tuan rumah Brazil 1-4. Itulah satu-satunya gol yang dicetak Matip tatkala membela Kamerun. Nama besar kamerun yang pernah mengalahkan Argentina 1-0 dan mencapai babak perempat final Piala Dunia 1990 di Italia, dengan nama besar Roger Milla pun seakan tidak berbekas.

Tiba-tiba Matip membuat keputusan yang belakangan membuat geger Kamerun. Di tahun 2015, saat usianya menginjak 24 tahun, ia memutuskan pensiun dari timnas Kamerun, padahal baru mencatatkan penampilan sebanyak 27 kali. Pengurus sepak bola Kamerun seperti tidak menghiraukan keputusan tersebut. Hinggalah akhirnya Jurgen Klop, manajer Liverpool, memindahkan Joel Matip dari Shalke ke Liverpool di tahun 2016 dengan status bebas transfer.

Di bawah Jurgen Klop, permainan Joel Matip menjadi begitu moncer. Duetnya besama Virgil van Dijk di area pertahanan Liverpool sulit dilewati penyerang-penyerang lawan. Penampilan Matip terus menanjak dan Liverpool pun berhasil menjuarai Piala Champion Eropa tahun 2019, Piala Supercup 2019 dan Liga Inggris 2020.  

Kasih Bunda Tak Terkira; Ber-Solo Touring Demi Tengok Anaknya

Sangat beralasan bilamana melihat penampilan Matip di klubnya, otoritas sepakbola Kamerun menginginkan dirinya kembali membela timnas walaupun sudah menyatakan pensiun. Namun Matip tidak menginginkan kembali membela timnas Kamerun. Ia sempat beralasan situasi timnas Kamerun tidak membuatnya nyaman disertasi pengalaman buruknya bersama staf kepelatihan, sehingga ia memutuskan berhenti membela timnas Kamerun.

Joel Matip


Keengganan Matip memenuhi panggilan timnas Kamerun membuat hubungan Liverpool dan timnas Kamerun sempat memanas. Di awal 2017, keduanya sempat berpolemik karena jika Matip tidak memenuhi panggilan timnas Kamerun, maka Matip pun diancam tidak bisa tampil di Liverpool. Selain itu, pihak timnas Kamerun menganggap Matip belum memberikan bukti surat pengunduran dirinya ketika ia masih aktif bermain di Shalke.  FIFA pun turun tangan dan melarang Matip tampil membela Liverpool seperti ancaman timnas Kamerun. Hal ini membuat Matip absen kala melawan Manchester United serta pertandingan lainnya di piala FA.

Matip kini telah memutuskan gantung sepatu bersamaan dengan keputusan Jurgen Klop berhenti menukangi Liverpool akhir musim 2023/2024 lalu. Cerita karir Matip pun kini hanya kenangan. Ia besar bersama klubnya, ketimbang bersama negaranya.  

MN

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama