Media cetak baik berupa koran dan majalah mungkin boleh tak lagi populer. Namun dunia percetakan tidak pernah surut. Datangnya era digital memaksa industri percetakan untuk mengikuti perkembangan jaman. Profesi di bidang percetakan diharuskan berinovasi mengatasi lesunya percetakan kertas koran dan majalah.
Dunia percetakan kini ramai mengarah pada layanan kemasan serta advertising. Apalagi, hampir tidak ada barang yang diperjualbelikan di muka bumi ini yang tidak dikemas.
Talkshow di ajang Allpack 2024 di JIEXPO Kemayoran (Foto: Prayudhi Arika) |
Konferensi di Unibraw: Fenomena Peningkatan Peran Perempuan dan Bapak Rumah Tangga
Hengki wibawa yang sudah lama bergabung dalam Indonesia Packaging Federation (IPF) selanjutnya menjelaskan, tantangan dunia kemasan sekarang cukup banyak, salah satunya berupa masalah pengolahan limbah kemasan. Pemilahan sampah yang digaungkan di masyarakat untuk memilah-milah sampai ke dalam berbagai tipe, ternyata tidak didukung pemilahan serupa di tempat pembuangan sampah.
Beruntung sekarang ini banyak kemasan plastik menggunakan bahan polymer yang dianggap aman, sehingga dapat dimanfaatkan berkali-kali dan dapat tidak langsung dibuang. Bahan polymer sudah banyak digunakan kalangan Industri minuman.
"Namun lama-kelamaan, sampah plastik makin banyak di TPS seperti di TPS Bantargebang dan proses daur ulang plastik ternyata jatuhnya lebih mahal ketimbang membuat baru. Akhirnya pengusaha yang membutuhkan kemasan plastik lebih memilih membeli kemasan yang baru daripada membeli kemasan hasil daur ulang. Karena lebih mahal," jelasnya.
Acara talkshow itu dihadiri kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan lainnya. Para pemenang lomba desain kemasan juga diumumkan.
Hengki wibawa yang sudah lama bergabung dalam Indonesia Packaging Federation (IPF) selanjutnya menjelaskan, tantangan dunia kemasan sekarang cukup banyak, salah satunya berupa masalah pengolahan limbah kemasan. Pemilahan sampah yang digaungkan di masyarakat untuk memilah-milah sampai ke dalam berbagai tipe, ternyata tidak didukung pemilahan serupa di tempat pembuangan sampah.
Beruntung sekarang ini banyak kemasan plastik menggunakan bahan polymer yang dianggap aman, sehingga dapat dimanfaatkan berkali-kali dan dapat tidak langsung dibuang. Bahan polymer sudah banyak digunakan kalangan Industri minuman.
"Namun lama-kelamaan, sampah plastik makin banyak di TPS seperti di TPS Bantargebang dan proses daur ulang plastik ternyata jatuhnya lebih mahal ketimbang membuat baru. Akhirnya pengusaha yang membutuhkan kemasan plastik lebih memilih membeli kemasan yang baru daripada membeli kemasan hasil daur ulang. Karena lebih mahal," jelasnya.
Acara talkshow itu dihadiri kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan lainnya. Para pemenang lomba desain kemasan juga diumumkan.
Universitas Indonesia (UI) Milik Depok Atau Jakarta, Sih?
Pameran internasional ALLPack Indonesia dan ALLPrint Indonesia 2024 ini dibuka resmi oleh Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika. Pameran diselenggarakan di JIExpo Kemayoran Jakarta, 9-12 Oktober 2024 dan menargetkan lebih dari 80.000 pengunjung yang hadir.
Menurut pihak panitia, Krista Exhibition, lebih dari 1.500 perusahaan dari 30 negara ikut serta dalam pameran seperti Australia, Austria, Belgium, Canada, China, Denmark, France, Germany, Greece, Hongkong, India, Indonesia, Italy, Japan, Kazakhstan, Malaysia, Pakistan, Poland, Singapore, South Korea, Spain, Switzerland, Taiwan, Thailand, Turkiye, United Kingdom, USA, Vietnam, Bavaria, dan Netherland.
MN
MN
Komentar
Posting Komentar