Prodi D3 Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta dan Gerakan Pemuda Ansor Pasir Putih Selaraskan Industri Wisata dengan Warga
Di sebuah ruang pertemuan di gedung milik swasta yang disewakan di bilangan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Kamis tanggal 29 Agustus 2024 pagi hingga sore hari, beberapa pria muda mengenakan baju seragam safari berwarna hijau tua dan berpeci hitam duduk di kursi yang mengelilingi meja. Terdapat beberapa meja berbentuk bulat dengan pemandangan serupa.
Ahmad Murodih, Rois Syuriah Ranting Pasir Putih dalam sambutannya mengatakan kepengurusan NU di Pasir Putih mulai diperhitungkan khususnya di wilayah Kota Depok. Hal ini karena ranting NU Pasir Putih berhasil membangun gedung kantor sendiri secara swadaya. Dirinya mendukung kerjasama badan otonom seperti GP Ansor di wilayahnya dengan berbagai pihak, apalagi dengan perguruan tinggi. Harapannya tentu saja agar keberadaan GP Ansor dirasakan dalam membantu pemecahan masalah masyarakat yang bukan saja dari kelompok NU, melainkan seluruh masyarakat dengan beragam permasalahannya.
Pelaku usaha, sambungnya, salah satu kelompok yang perlu didorong oleh berbagai pihak, termasuk oleh perguruan tinggi dan ormas seperti GP Ansor. Apalagi di Pasir Putih terdapat beberapa industri wisata alam yang menjadi tujuan wisata masyarakat Depok dan sekitarnya.
Di tempat yang sama, Cecep Gunawan dari Prodi D3 Penerbitan, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta menyatakan keinginan prodinya untuk memperkuat jaringan antara pelaku usaha di Pasir Putih dengan industri wisata alam yang ada. Pelaku usaha semestinya mendapatkan tempat maupun akses pada industri-industri wisata di Pasir Putih. Mereka bisa mendukung keberadaan industri-industri wisata alam tersebut. Secara keilmuan, relasi harmonis antara industri dan masyarakat sekitar yang memberikan legitimasi ini dikenal dengan istilah social license to operate (SLO).
Pada perhelatan hari itu, pelaku usaha mendapatkan sharing pengetahuan dan ketrampilan mengenai penguatan usahanya. Saeful Imam dari Prodi Teknik Industri Cetak Kemasan (TICK), Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta, menularkan pengetahuan dan keterampilannya tentang kemasan. Sudah saatnya pelaku usaha menangkap nilai lebih dari pengemasan, bukan lagi penjualan secara grosiran alias bal-balan. Hal demikian ini terutama untuk industri kuliner dan makanan plus minuman ringan. Syarat utama pengemasan cukup mudah yaitu pelaku usaha telah memiliki ijin edar (PIRT) dan sertifikat halal.
Fani Nurjanah dari Prodi Penerbitan pada sesi selanjutnya menantang keberanian para pelaku usaha untuk memasarkan dan menjual produk mereka melalui media sosial. Saat ini pemasaran secara digital sudah menjadi trend. Para pelaku usaha di Pasir Putih selayaknya juga bisa menjual produk usaha mereka melalui berbagai platform media sosial. Apalagi di Pasir Putih terdapat beberapa lokasi wisata yang memungkinkan para pelaku usaha dapat menangkap langsung para calon customer potensial mereka.
Di sesi terakhir, Zaenal Eko, dari Prodi Penerbitan dan juga sekaligus Koordinator Sentra Kajian Halal, Politeknik Negeri Jakarta menjelaskan prosedur pengurusan halal secara mandiri (self declare) untuk bahan baku yang sudah diyakini kehalalannya, dan juga pengurusan secara reguler. Tidak lupa ia juga memaparkan hasil penelitian lembaganya mengenai adanya peningkatan omset para pelaku usaha setelah mencantumkan sertifikat halal pada kemasan produk mereka.
Acara ditutup dengan pernyataan komitmen para pelaku usaha untuk mempraktekkan pengetahuan baru yang mereka dapatkan dari forum sepanjang hari itu.
Naskah: Mahasiswa Prodi D3 Penerbitan, Jurusan TGP, Politeknik Negeri Jakarta
Sesi foto bersama usai kegiatan, kerjasama Program Studi D3 Penerbitan, TGP, PNJ dengan GP Ansor Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok (Kamis, 29 Agustus 2024) |
Ahmad Murodih, Rois Syuriah Ranting Pasir Putih dalam sambutannya mengatakan kepengurusan NU di Pasir Putih mulai diperhitungkan khususnya di wilayah Kota Depok. Hal ini karena ranting NU Pasir Putih berhasil membangun gedung kantor sendiri secara swadaya. Dirinya mendukung kerjasama badan otonom seperti GP Ansor di wilayahnya dengan berbagai pihak, apalagi dengan perguruan tinggi. Harapannya tentu saja agar keberadaan GP Ansor dirasakan dalam membantu pemecahan masalah masyarakat yang bukan saja dari kelompok NU, melainkan seluruh masyarakat dengan beragam permasalahannya.
Pelaku usaha, sambungnya, salah satu kelompok yang perlu didorong oleh berbagai pihak, termasuk oleh perguruan tinggi dan ormas seperti GP Ansor. Apalagi di Pasir Putih terdapat beberapa industri wisata alam yang menjadi tujuan wisata masyarakat Depok dan sekitarnya.
Di tempat yang sama, Cecep Gunawan dari Prodi D3 Penerbitan, Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta menyatakan keinginan prodinya untuk memperkuat jaringan antara pelaku usaha di Pasir Putih dengan industri wisata alam yang ada. Pelaku usaha semestinya mendapatkan tempat maupun akses pada industri-industri wisata di Pasir Putih. Mereka bisa mendukung keberadaan industri-industri wisata alam tersebut. Secara keilmuan, relasi harmonis antara industri dan masyarakat sekitar yang memberikan legitimasi ini dikenal dengan istilah social license to operate (SLO).
Pada perhelatan hari itu, pelaku usaha mendapatkan sharing pengetahuan dan ketrampilan mengenai penguatan usahanya. Saeful Imam dari Prodi Teknik Industri Cetak Kemasan (TICK), Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, Politeknik Negeri Jakarta, menularkan pengetahuan dan keterampilannya tentang kemasan. Sudah saatnya pelaku usaha menangkap nilai lebih dari pengemasan, bukan lagi penjualan secara grosiran alias bal-balan. Hal demikian ini terutama untuk industri kuliner dan makanan plus minuman ringan. Syarat utama pengemasan cukup mudah yaitu pelaku usaha telah memiliki ijin edar (PIRT) dan sertifikat halal.
Fani Nurjanah dari Prodi Penerbitan pada sesi selanjutnya menantang keberanian para pelaku usaha untuk memasarkan dan menjual produk mereka melalui media sosial. Saat ini pemasaran secara digital sudah menjadi trend. Para pelaku usaha di Pasir Putih selayaknya juga bisa menjual produk usaha mereka melalui berbagai platform media sosial. Apalagi di Pasir Putih terdapat beberapa lokasi wisata yang memungkinkan para pelaku usaha dapat menangkap langsung para calon customer potensial mereka.
Di sesi terakhir, Zaenal Eko, dari Prodi Penerbitan dan juga sekaligus Koordinator Sentra Kajian Halal, Politeknik Negeri Jakarta menjelaskan prosedur pengurusan halal secara mandiri (self declare) untuk bahan baku yang sudah diyakini kehalalannya, dan juga pengurusan secara reguler. Tidak lupa ia juga memaparkan hasil penelitian lembaganya mengenai adanya peningkatan omset para pelaku usaha setelah mencantumkan sertifikat halal pada kemasan produk mereka.
Acara ditutup dengan pernyataan komitmen para pelaku usaha untuk mempraktekkan pengetahuan baru yang mereka dapatkan dari forum sepanjang hari itu.
Naskah: Mahasiswa Prodi D3 Penerbitan, Jurusan TGP, Politeknik Negeri Jakarta
Komentar
Posting Komentar