"Pengamen Naik Kelas" sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan

Surabaya, 12 September – Diskusi Publik Pemajuan Kebudayaan di Jawa Timur pada 12 September 2024 berlangsung meriah di Balai Pemuda Surabaya. Bukan hanya membahas kesenian tradisional. Salah satu program yang menjadi sorotan dalam diskusi tersebut adalah "Pengamen Naik Kelas," sebuah inisiatif unik yang diusung oleh Andi Malewa sebagai bentuk kontribusi terhadap pemajuan kebudayaan. Program ini dirancang untuk mengangkat derajat dan kesejahteraan para musisi jalanan melalui pendekatan profesional di bidang musik serta advokasi hukum.



Andi Malewa, seorang aktivis budaya dan penggagas program, membuka diskusi dengan menjelaskan bahwa "Pengamen Naik Kelas" bukan sekadar memberikan legalitas bagi para pengamen, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan bermusik yang lebih baik melalui pelatihan dan kurasi yang dilakukan oleh Institut Musik Jalanan. Menurut Andi, program ini menjadi sarana bagi para pengamen untuk mendapatkan pengakuan lebih luas di ruang-ruang publik yang representatif, seperti stasiun MRT dan tempat-tempat umum lainnya.

Musisi jalanan bukan penyakit masyarakat yang perlu diberantas. Malah sebenarnya mereka memiliki potensi besar, hanya saja kesempatan untuk berkembang sering kali terbatas. Dengan pelatihan yang tepat, mereka bisa meningkatkan kualitas musikal sehingga layak tampil di tempat-tempat yang lebih profesional. Program ini adalah salah satu cara untuk mewujudkan potensi tersebut.

Pelatihan yang diberikan meliputi berbagai aspek, mulai dari teknik bermusik, performa di atas panggung, hingga pengelolaan keuangan dasar agar mereka bisa lebih mandiri secara ekonomi. Institut Musik Jalanan, yang bekerja sama dengan beberapa pihak seperti pengelola ruang publik, kawasan wisata swasta, dan foodcourt, juga menyediakan sesi kurasi untuk menyeleksi musisi jalanan yang potensial. Proses kurasi dilakukan melalui beberapa tahapan, termasuk seleksi administrasi, wawancara, uji kemampuan individu dan kelompok, serta uji pentas di ruang publik.

Setelah melewati proses kurasi, para pengamen ini diberikan pelatihan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Pelatihan ini tidak hanya fokus pada teknik bermusik, tetapi juga bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan audiens secara lebih profesional dan menarik. Dengan begitu, mereka dapat tampil dengan percaya diri di ruang-ruang publik yang lebih representatif, menandakan adanya peningkatan status mereka di mata masyarakat.

Salah satu yang menarik dari diskusi ini adalah kisah pribadi Andi Malewa yang memiliki pengalaman sebagai seorang musisi jalanan saat masih menjadi mahasiswa yang berasal dari Makasar. Dalam cerita yang ia bagikan, Andi mengisahkan bagaimana ia mengamen di jalanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mengamen, bagi Andi, bukan hanya tentang mencari uang, tetapi juga tentang mengekspresikan diri melalui musik. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa para pengamen sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat dan tidak mendapat pengakuan layak atas keterampilan musik mereka.

Dengan program "Pengamen Naik Kelas," Andi ingin memberikan jalan bagi musisi jalanan untuk mendapatkan pengakuan dan apresiasi yang layak. Tidak hanya di Surabaya, program ini juga berpotensi untuk diterapkan di kota-kota lain di Indonesia, dengan harapan dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap musisi jalanan dan memberikan kesempatan lebih luas bagi mereka untuk berkembang.

Gerakan Pemuda Ansor juga turut memberikan dukungannya terhadap program ini, Hal ini menandakan upaya pemajuan kebudayaan ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Apresiasi terhadap musisi jalanan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa pemajuan kebudayaan tidak hanya berasal dari institusi formal, tetapi juga dari masyarakat yang lebih luas, termasuk dari musisi-musisi jalanan yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan kota.

Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak musisi jalanan yang bisa berkembang dan berkontribusi terhadap kebudayaan Indonesia, menjadikan mereka sebagai simbol kemajuan kebudayaan yang inklusif dan berdaya saing. Program "Pengamen Naik Kelas" bukan hanya sekadar proyek sosial, melainkan gerakan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup para musisi jalanan dan memajukan kebudayaan di berbagai daerah.

Penulis: Latifah (Malang, Jawa Timur)

Editor: MN

Baca Juga

Komentar

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis.Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis.