Tokoh Lokal: Tenaga Kerja Asing Miliki Daya Juang Sampai Menjangkau Pulau Terpencil

Beberapa tahun lewat, keberadaan tenaga kerja asing terutama dari Tiongkok mengundang pro dan kontra. Baik di level nasional maupun di level daerah, pro dan kontra atas kedatangan pekerja dari luar negeri itu cukup ramai menghiasi berbagai media. Bagaimana sebenarnya kondisi mereka yang bekerja dan menetap di wilayah pedalaman itu?

Berikut sekelumit hasil liputan redaksi Melipirnews.com tatkala berkunjung ke Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara akhir Juni, tahun 2019 silam, di tengah ramainya suara anti tenaga asing asal Tiongkok di berbagai media, terutama media sosial. Ternyata kondisi penerimaan terhadap tenaga kerja asal Tiongkok di daerah menunjukkan hal sebaliknya. Bisa jadi malah justru berbanding terbalik dengan suara lantang penolakan di media-media sosial. Penyaluran mereka ke lokasi penambangan di pulau terpencil tertata rapi. 

TKA asal Tiongkok di Labuha (Dok. Melipirnews)

Di luar perkiraan, betapa keberadaan para pekerja asal Tiongkok itu sudah terkondisikan sedemikian rupa di lapangan. Dalam amatan Melipirnews.com, perangkatnya cukup tertata jelas, yaitu titik pertama bandar udara Sultan Babullah yang telah menjadi bandara Internasional, memungkinkan penumpang dari luar negeri dapat langsung mendarat di Ternate. Tentulah para pekerja asal Tiongkok itu sangat mudah mendatangi wilayah ini. Setelah sampai di Ternate, titik kedua mereka akan dibawa ke bandara Usman Sadik di kota Labuha, Halmahera Selatan. Tiba di bandara ini, mereka kemudian diurus oleh warga lokal yang khusus menangani perjalanan mereka dari Labuha menuju pulau Obi, pulau terpencil tempat penambangan nikel yang sudah menunggu mereka.

Tidak banyak hotel di kota Labuha saat redaksi Melipirnews.com mengunjungi kota ini dalam rangka kegiatan penelitian dari suatu lembaga riset yang bernaung di bawah sebuah kementerian. Pada saat menginap di sebuah hotel itulah, Melipirnews.com dapat mengamati dan sedikit berinteraksi dengan salah satu dari pekerja dari Tiongkok yang baru tiba. Salah seorang pekerja asal Tiongkok yang sempat bercakap saat sarapan pagi merupakan seorang insinyur listrik itu sungguh mengherankan, karena pria ini tampak tidak rileks ketika Melipirnews.com mengajaknya bicara. Dia langsung menunjukkan layar hape-nya dan meminta lawan bicaranya untuk membaca sendiri teks bahasa Indonesia dari dari terjemahan bahasa Mandarin di layar hape-nya. Inti pesannya terbaca di layar hape itu, dia ditugaskan oleh perusahaannya untuk bekerja di pulau Obi. Setelah itu ia bergegas pamit dan menyudahi sarapan paginya walau menu sarapannya masih tersisa.

Pada kesempatan lain, Melipirnews.com menjumpai serombongan pekerja dari Tiongkok yang tampaknya baru datang di kota kecil ini dan untuk menginap. Mereka juga akan menuju pulau Obi. Hanya semalam saja mereka menginap, dan esoknya kemudian menuju ke pulau Obi. Tertangkap dalam pengamatan, para pekerja asal Tiongkok ini ternyata mendapatkan fasilitasi dari orang-orang lokal untuk kelancaran keperluan mereka menuju pulau Obi. 

Di kota ini, tampak tidak terjadi penolakan sama sekali terhadap pekerja asal Tiongkok itu. Malah hasil wawancara singkat dengan beberapa warga lokal, adanya tenaga asing asal Tiongkok itu mampu memberikan dampak ekonomi kepada warga sekitar. Banyak juga para pekerja di penambangan pulau Obi itu yang berasal dari warga sekitar. Salah satu tokoh lokal yang enggan disebutkan namanya justru dengan nada kagum menyampaikan, "Tenaga kerja asing asal Tiongkok itu memberi pelajaran pada anak-anak muda di sini untuk memiliki daya juang tinggi dalam bekerja. Terbukti mereka bisa sampai ke pulau yang kami sendiri pun belum pernah ke sana", ujarnya. 

Di wilayah yang dulu pernah ramai dengan batu akik-nya ini, keberadaan para pekerja asing itu dianggap biasa saja. Justru hal yang ditemukan di luar dugaan. Misalnya, di kalangan pejabat setempat, jumlah total para pekerja asing itu malah simpang siur. Seorang pejabat lokal, yang cukup memiliki akses ke lingkaran kekuasaan bupati setempat menyebut data jumlah tenaga kerja asal Tiongkok berbeda-beda. Perbedaan catatan angka pekerja dari Tiongkok muncul manakala menyimak data pihak kepolisian yang berjumlah sekitar 2.000-an, sementara menurut pihak tentara mencatat 4.000-an. Begitu pula, pejabat ini pun juga ternyata belum pernah mengunjungi pulau Obi, lokasi penambangan nikel yang didatangi para pekerja dari Tiongkok itu.

Layanan perbankan di pelabuhan kapal laut Labuha (Dok. Melipirnews)

Menikmati kota Labuha di sore hari begitu mengesankan. Menyusuri jalanan yang berdampingan dengan lautan biru khas samudera pasifik itu sungguh indah. Pelabuhan kapal Labuha siap menampung para penumpang yang ingin menuju wilayah lain di Maluku Utara. Di pelabuhan ini pula, kapal-kapal milik bank bersandar untuk memudahkan warga Labuha bertransaksi perbankan pada hari-hari tertentu. 

MN
Baca Juga

Komentar

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis.Isi tulisan merupakan tanggung jawab penulis.