Perpaduan Budaya Penambah Eksotis Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk

Selagi mengadakan perjalanan jauh, lokasi istirahat untuk melepaskan penat walau barang sejenak akibat duduk di kabin kendaraan maupun di atas jok sepeda motor cukup lama, sangatlah dicari. Apalagi jika tempat istirahat itu sekaligus merupakan sarana ibadah dan dilengkapi toilet/kamar mandi. Nuansa unik terkadang justru dijumpai pada lokasi istirahat seperti ini yang menampakkan sebuah keunikan dan keunikannya jarang dijumpai di tempat lain.

Bagian serambi Masjid Ridho Ilahi, Wilangan, Nganjuk (Melipirnews.com)


Cerita seperti inilah yang barangkali cocok untuk menggambarkan reportase singkat saat di perjalanan untuk berlebaran tahun 2024, tatkala mampir beristirahat di masjid Ridho Ilahi yang terletak di Desa Ngudikan, Kecamatan Wilangan, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Tampak dari kejauhan, keunikan masjid ini jelas terlihat dengan nuansa tersendiri, tepatnya perpaduan unsur Eropa dan Timur Tengahnya. Menara tinggi menjulang dan juga gaya kubah dan ornamen yang menghiasi di seluruh bangunan itu bukan berupa bangunan khas setempat, atau tepatnya gaya Jawa. Jelas sekali gaya luar negeri, yakni perpaduan Eropa dan nuansa Timur Tengahnya.

Publik akan disuguhi pemandangan lain, begitu setelah cukup lega melepaskan diri dari setidaknya empat pemberhentian jalur kereta api dari arah Caruban hingga ke lokasi yang ditengahi area persawahan, hutan dan sebagian kecil rumah penduduk. Maka, pemandangan hijau pada menara dan kubahnya menyuguhkan kesejukan tersendiri sejauh mata memandang. Tidak jauh dari lokasi ini, air terjun Sedudo juga siap menyambut hangat kehadiran para pelancong yang ingin menikmati segar dan dinginnya air pegunungan Nganjuk.

Bagaimana sih kok bisa masjid seperti ini dibangun di tengah arena yang sebelumnya merupakan area persawahan dan bukan area pemukiman? Menurut sumber yang berhasil dihimpun, masjid ini memang sengaja dibangun mulai tahun 2019 dan selesai hingga diresmikan pada tanggal 23 Juli 2023 dengan meniru gaya Eropa. Gaya benua biru ini setidaknya bisa dilihat dari kekokohan tiangnya yang mengikuti gaya baroque, dan berpadu dengan unsur Timur Tengah yang menempel pada ornamen bentuk kubah yang di puncaknya dituliskan lafad Allah. Pemandangan seperti ini amat jelas tatkala mendekati ke bagian bangunan masjidnya.





Oleh pihak pendiri, masjid ini diserahkan pengelolaannya di bawah Pondok Pesantren Lirboyo yang berada di Kediri. Jarak lokasi masjid ini dan Lirboyo masih terbilang cukup jauh, lebih kurang 50 kilometer menyusuri jalan nasional arah Surabaya dan berbelok ke kanan ke arah Kediri. Namun proses demikian ini dimungkinkan mengingat pondok pesantren itu berusia cukup lama dan tentu saja memiliki jaringan alumni yang menyebar di berbagai wilayah, termasuk salah satu jaringannya itu sangat dimungkinkan menjangkau ke pihak pendiri masjid ini.

Baca juga: Patung Yesus Memberkati; Antara Kebangkitan Agama di Era Modern dan Kebutuhan Wisata Religi 

Memasuki halaman masjid, pahatan kayu yang menempel di dinding melengkapi keelokan ornamennya. Pilar model baroque juga menyuguhkan pemandangan eksotik berhimpit dengan hiasan ala timur tengah yang ditempatkan di sekelilingnya. Tidak lupa kaligrafi dari ayat Alquran menambah kesyahduan pemandangan.

Menapakkan kaki ke dalam ruangan masjid, di langit-langit menyerupai bangunan kastil di Eropa yang bermotifkan kelopak dan bunga-bunga yang bertumpuk. Dinding dihiasi dengan ornamen unik yang memadukan antara pita dan bentuk kubah-kubah yang mengerucut di atas. Lampu gantung yang dibentuk melingkar menambah keindahan tersendiri yang terletak tepat di tengah-tengah bangunan masjid.

Bedug terletak di sudut serambi


Tidak lupa, sebagai penegas unsur keislaman lokal, kentongan dan bedug juga tersedia di bagian sudut di masjid ini. Letaknya di serambi masjid, seperti halnya penempatan bedug dan kentongan di masjid-masjid kampung. Hal demikian berarti menandakan berbaurnya berbagai unsur budaya yang semakin menguatkan dan memperkaya pesan penting jalinan budaya dari masjid ini. Kekuatan budaya semakin kokoh ketika ia mengadopsi sekaligus mengadaptasi kepelbagaian unsur budaya dan nilai-nilai yang terhampar luas di masyarakat.

MN
Baca Juga

Komentar

  1. https://www.instagram.com/reel/C6JTi0shU8a/?igsh=MTdsaWIzb3VkOGVtaA==

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Mukhtasar Syamsuddin Menjawab Disrupsi Teknologi Dengan Konsep Neokonfusianisme

Nokia Tinggal Sejarah?

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Mobil Listrik China Ramaikan Perayaan Imlek 2025 di Dubai

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Bagaimana Riset Interdisipliner Bisa Menjawab Tantangan Global Nan Kompleks?

Prediksi Manfaat Program Makan Siang Gratis di Sekolah

Panda di Luar China Diberi Nama dan Fakta Lainnya

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Sate-Sate Pengharum Nama Daerah

Advertisements

ARTIKEL FAVORIT PEMBACA

Memanfaatkan Setu-Setu di Depok Sekaligus Menjaganya dari Ancaman Alih Fungsi

Timun atau Melon Suri yang Selalu Beredar di Jabodetabek di Bulan Suci?

Judi Online Berlari Liar di Antara Pekerja Informal Hingga Anggota Dewan

Kontes Debat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Bertaruh Cuan di Tengah Kemacetan Jalan Raya Sawangan

Musik Gambus "Milik" Betawi Berunsur Kebudayaan Nusantara

Kasih Bunda Tak Terkira; Ber-Solo Touring Demi Tengok Anaknya

Kawasan Menteng Bergaya Eropa Jejak Peninggalan Kebijakan Daendals

Rangkaian Harmusindo 2024: Dorong Museum Sebagai Destinasi Wisata dan Edukasi

Advertisement

Buku Baru: Panduan Praktis Penelitian Sosial-Humaniora

Berpeluh Berselaras; Buddhis-Muslim Meniti Harmoni

Verity or Illusion?: Interfaith Dialogue Between Christian and Muslim in the Philippines

IKLAN ANDA

IKLAN ANDA

Kirimkan Artikel Terbaik Anda

Kanal ini menerima sumbangsih tulisan features terkait dengan area dan tujuan kanal. Panjang tulisan antara 500-700 kata. Dikirim dengan format, yakni judul-MN-nama penulis. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.