Bagimana sikap driver Ojol di Malaysia jika kecewa terhadap calon penumpangnya? Ikuti kisahnya dalam tulisan berikut.
Keberadaan taksi atau ojek online di Malaysia tampaknya
banyak berbeda dengan ojek online di Indonesia. Selain moda transportasinya,
juga sistem penarikan biaya bilamana mereka melakukan cancel sepihak.
Bisa meng-cancel sepihak driver ojol-nya?! Iya, bisa. Kenyataannya seperti itu.
Pengalaman kurang asyik sekaligus medebarkan ini, dialami salah satu redaksi
Melipirnews ketika melakukan perjalanan ke Malaysia, medio Januari 2024 lalu.
Ilustasi kendaraan taksi online |
Satu pemandangan yang berbeda di jalanan utama
di negeri gedung kembar Petronas itu, dibanding dengan pemandangan di Indonesia
yakni soal moda transportasi publiknya, yakni ojek online. Di sana ojek online dengan
kendaraan roda dua tidak diberlakukan alias dilarang. Roda dua dengan warna
khas melekat pada penyedia jasa ojek online lengkap dengan jaket dan helm
pelindungnya, umumnya tidak membawa penumpang orang.
Susah-Susah Gampang Bermitra dengan Agensi Iklan Digital
Untuk kendaraan penumpang, sewa kendaraan yang diijinkan beroperasi berupa roda empat. Untuk ojek penumpang ini, kebanyakan mobil sedan yang beroperasi seperti mobil produk dalam negeri mereka, Proton maupun Perodua yang bikinan kongsi antara perusahaan lokal Malaysia dan Jepang. Karena itu, bodinya pun tidak jauh berbeda dengan jenis sedan dari Jepang. Motor roda dua untuk apa? Banyak berseliweran juga di jalan-jalan, namun mereka diperuntukkan penghantaran barang, baik makanan, paket, dan sejenisnya.
Nah, bagi yang hendak memesan aplikasi taksi online di Malaysia, aplikasi dari Indonesia masih tetap dapat digunakan. Hanya bedanya jika uang yang tertera di sini ke dalam rupiah, begitu dibuka di sana otomatis akan berganti dengan ringgit. Mesin aplikasi akan secara otomatis melakukan aktivasi terhadap aplikasi ojek online kita, tanpa perlu sinkronisasi apapun. Jrenggg, langsung terkoneksi.
Suatu malam yang sedikit larut di kawasan Selangor, kawasan antara bandara Kuala Lumpur dan Kota Kuala Lumpur, terjadilah kekagetan itu. Karena belum hafal betul, titik penjemputan kurang dimengerti. Di situlah terjadi miskomunikasi dan berakibat cancel sepihak dari driver ojek online. Kejadian itu bukan hanya sekali, melainkan beberapa kali. Setiap driver meng-cancel, aplikasi mengenakan denda 3 RM. Ke manakah uang denda itu mengalir? Ternyata itu akan diakumulasikan kepada driver ojol berikutnya. Maka beruntunglah driver ojol berikutnya yang mendapatkan limpahan uang denda dari driver ojol terdahulu.
Waktu tunggu bagi ojol di Malaysia juga tidak terlalu lama, hanya 5 menit saja. Lewat dari itu, nasib pemesanan ditentukan oleh driver ojol itu sendiri, apakah ia akan mengenakan denda atau tidak. Konon, ada juga yang tidak mengenakan denda. Jadi, kembali ke mood dan belas kasihan dari driver ojol yang kita pesan.
MN