Begitulah, timun suri lebih dekat kekerabatannya dengan melon. Namun masyarakat telah terbiasa dengan kearifannya sendiri. Ketimbang melon suri, nama timun suri lebih terbiasa dan terlanjur digunakan
Bulan puasa tiba, saatnya umat Islam menanam banyak kebajikan. Memperbaiki diri serta peduli pada sesama menjadi anjuran mulia yang dikumandangkan dari mimbar-mimbar ceramah. Namun, tak lengkap jika tanpa memotret fenomena bulan puasa di pinggiran jalan, khususnya yang umum dijumpai di wilayah Jabodetabek. Tak lain adalah para penjaja timun suri yang tiba-tiba saja berada di banyak tempat.
Dok. Kompas.com |
Begitu pula dengan timun suri yang ciri-ciri tumbuhnya sama dengan timun dan tanaman Cucurbitaceae lainnya. Namun tanaman timun memiliki perbedaan dengan timun suri dalam hal bentuk daun dan bentuk buah. Warnanya juga berbeda antara keduanya. Timun biasa berwarna hijau bercampur putih, sementara timun suri berwarna kuning. Demikian ungkap Daryono dan Wicaksono (2009), dalam artikel keduanya berjudul, Bukti Ilmiah Dibalik Nama Timun Suri.
Wicaksono secara khusus antara tahun 2005-2007 berusaha membandingkan antara bentuk daun, buah dan biji timun, timun suri dan melon. Daun timun berbentuk segi lima, menyudut runcing serta bergerigi pada tepinya, sedangkan daun timun suri berbentuk bulat, tidak bersudut runcing dan bergerigi pada tepinya. Bentuk daun melon adalah bulat, berlekuk dan tidak bergerigi. Biji (benih) timun lebih pipih dan panjang dibandingkan dengan melon yang menggelendong dan lebih pendek dari timun dan timun suri.
Lalu, biji timun suri lebih pendek dan lebih menggelendong dibandingkan dengan biji timun dan lebih panjang dibandingkan dengan melon. Selain itu, dari bentuk buah terlihat jelas perbedaan di antara ketiganya. Buah timun berbentuk lonjong panjang dengan diameter relatif lebih kecil dibanding buah timun suri, sedangkan buah melon memiliki perbedaan yang jelas terlihat yakni berbentuk bulat. Dapatlah ditarik garis besar bahwa ciri umum timun suri berada di tengah antara timun dan melon.
Perbedaan yang jelas terdapat pada bentuk buahnya. Akan tetapi ada satu fenomena menarik yang muncul dalam pengamatan buah yang masak antara timun-timun suri-melon. Bahwa, buah timun yang masak tidak mengeluarkan aroma yang harum seperti buah timun suri dan melon. Informasi ini menambah kesimpulan mengenai lebih dekatnya hubungan kekerabatan timun suri dengan melon dibandingkan timun. Hasil penelitian tersebut memang belum sampai menyatakan timun suri termasuk spesies timun atau melon.
Riset dilakukan di Laboratorium Genetika Fakultas Biologi UGM Yogyakarta tahun selanjutnya menyebutkan karakter kromosom yang diteliti adalah jumlah dan formula karyotype-nya. Definisi kromosom secara umum adalah kumpulan rantai DNA yang terdapat dalam inti sel eukaryotik yang jumlah dan bentuknya spesifik pada satu spesies. Antara satu spesies dengan spesies lainnya memiliki jumlah kromosom dan formula karyotype yang berbeda. Karakter ini dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk menentukan kedudukan individu dalam spesies tertentu. Jadinya apabila timun suri dan timun adalah termasuk jenis tanaman yang sama, maka keduanya kemungkinan besar memiliki jumlah kromosom yang sama.
Ternyata, jumlah kromosom diploid timun suri yang diketahui dalam penelitian tersebut adalah 24. Sedangkan jumlah kromosom diploid timun dan melon berbeda yaitu timun 2n=14 sedangkan melon 2n=24. Hasil karyotype juga menunjukkan bahwa timun suri memiliki bentuk kromosom metasentris dan memiliki kesamaan dengan varietas melon lokal. Berdasarkan jumlah kromosom dan karyotype tersebut dapat disimpulkan bahwa timun suri bukan dan tidak termasuk anggota spesies timun. Begitulah, timun suri lebih dekat kekerabatannya dengan melon. Namun masyarakat telah terbiasa dengan kearifannya sendiri. Ketimbang melon suri, nama timun suri lebih terbiasa dan terlanjur digunakan.
Informasi ini menambah kesimpulan mengenai lebih dekatnya hubungan kekerabatan timun suri dengan melon dibandingkan timun
Bentuk kearifan lokal lain juga telah berlangsung lama. Beberapa bulan menjelang puasa, banyak petani dan juga pekerja di sektor lainnya tiba-tiba beralih menanam timun atau melon suri ini. Lokasi tanam lebih banyak dijumpai di wilayah Jabodetabek hingga Banten. Mereka berhitung supaya dapat dipanen di bulan puasa. Maka dari itu, jadilah melon suri atau timun suri ini melimpah di bulan puasa, dijajakan di banyak tempat di Jabodetabek. Timun suri atau melon suri pun ikut-ikutan meramaikan bulan puasa.